Bagi kalangan mahasiswa yang merantau dan kuliah di jogja
pasti akan cari kontrakan/kost tak jauh dari kampus mereka. Tapi buat pasutri yang
mempunyai penghasilan pas-pasan (seperti saya ) yang merantau di jogja (sebenarnya
ga merantau sih, karena suami asli jogja dan saya dari kota lain. Tapi kami
memutuskan untuk ngontrak biar bisa mandiri...hehehe)
Saya mulai ngontrak pada tahun 2012. Cari kontrakan itu
gampang-gampang susah, gampang karena sebenarnya banyak di iklanin di koran2.
Harga yang ditawarkan pun beragam, rata2 diats 5jutaan. Kalau saya sih carinya
dibawah 5juta aj lah, sesuai kantong. Sederhana gapapa, asal ada satu syarat
yang harus terpenuhi . Tiap saya cari kontrakan pasti yng saya lihat pertama kali
adalh TOILET. Hahahah
Kenapa Toilet? Karena saya orangnya jijikan.hehehehe
Pertama kali ngontrak, dapet di daerah modinan, itu di
daerah jalan godean ada perempatan kalau dari arah tugu belok ke kiri.
Lokasinya deket bendungan. Lumayan
murah, saat itu kami dapat harga Rp. 3,5juta per tahun. Kalo mau kerja pun ga
terlalu jauh, sekitar 20menit dari rumah ke kantor. Daerah situ memang ada satu
pemilik komplek rumah yang memang dibuat untuk kontrakan. Letaknya dempet-dempetan, dindingnya campuran
batu bata dan triplek. Jadi kita bisa denger tetangga yang lagi berantem sama
suaminya, anaknya yang lagi nangis2 trus dimarahin ibuknya atau yang lagi
ngomongin kita. Saya dan suami kalo
ngomong sih pelan-pelan aja, soalnya bisa kedengeran tetangga. Dikontrakan ini
lumayan nyaman lah, Cuma yang kurang saya suka tempatnya gelap, lembab dan ventilasinya
juga kurang. Depan rumah tanahnya berpasir, jadi kalo ada angin kenceng lantai
jadi berdebu. Jadi saya lebih sering menutup pintu.
Tahun 2013 saat anak saya Usianya 4 bulanan saya pindah
karena kata pemilik kontrakan mau dipake buat anaknya. ( alasan klasik karena
harga mau naik). Bayangkan seminggu sebelum baru dikasih tau pemilik kalo
rumahnya mau dipakai anaknya. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk cari
kontrakan lain. Alhamdulillah dapat info dari saudara di daerah sribitan
bantul. Murah meriah, Cuma Rp. 4juta/2tahun. Ya...sangat amat murah sesuai
dengan lokasi dan bangunanya.
Bukanya maju tapi malah mengalami kemunduran. Lokasinya di
perumahan sribitan bantul. Temboknya sudah pada retak disana sini, lantai
keramiknya banyak yang sudah pada lepas. Ga ada dapur, ada dua kamar dan
lokasinya dari tempat kerja lebih jauh
lagi. Tapi alhamdulillah TOILET masih bisa dibilang bersih lah ya. Sangat
disayangkan suami ngambilnya langsung 2tahun. Hadehh.............
Dikontrakan ini lingkunganya lumayn enak, dan ternyata
memang banyak yang ngontrak. Harganyapun murah meriah, kisaran 1,5-7juta.
Katanya orang-orng sekitr situ memang murah mengingat lokasinya juh dri pusat
kota. Kalau ada yang masang tarif diatas 5juta katanya kemahalan.
Tahun 2015 kamipun pindah, Alhamdulillah dapat kontrakan
murah dengan tiga kamar, minus dapur. Harganya Rp. 7jut/2tahun. Lokasinya dekat
jalan protokol. Jadi kalau mau ke alfamart atau cari2 keramaian ga terlalu jauh.
Tepatnya diperumahan karangjati II, rumahnya rata-rata besar dan kami merasa
sangat beruntung karena harga kontrakan sangat murah dibanding pengontrak lain
di daerah situ. Ada yang dapat Rp 3,5juta/tahun dengan satu kamar, ada yang
dapat Rp 7juta/tahun tapi rumahnya tiap hujan dateng air selokanya mbludak
sampai kamar. Alhmdulillah sekali saya dapat yang murah sekligus nyaman
ditinggali. Depan rumah ada ibu yang sudah seperti ibu kandung saya sendiri,
orangnya baik dan suka bantu kalau saya sedang kesusahan. Lingkungan rumah yang saya kontrak termasuk sepi, jarang dari mereka yang keluar rumah untuk sekedar ngobrol dengan tetangga. Paling hanya ibu depan rumah saja yang ngobrol sama anak/suaminya didepan rumah.
ini foto Rumahnya tampak depan
ini dalemnya
Dari 2 tahun perjanjian kontrak, saya hanya pakai 1,5 tahun, dikarenakan suami tiba2 dipindah ke kota Solo. Tepat akhir Agustus 2016 kami pindah ke solo. Bagi teman-teman yang mau cari kontrakan murah di daerah jogjakarta, saya sarankan di daerah sekitaran bangunjiwo Bantul. Disana banyak sekali perumahn-perumahan kecil dan perumahan subsidi, yang biasanya memang ga dipakai pemiliknya dan dijadikan kontrakan. Sekian dan nantikan kisah-kisah saya selanjutnya ya....